Assalamu'alaikum warah matullahi wabarakatuh... Kali ini saya punya sesuatu buat temen-temen semua yang mencari referensi makalah mengenai Syahadat, berikut ini saya punya contohnyha buat kalian semua. Silahkan dibaca informasinya................
MAKALAH
AL ISLAM II
KEUTAMAAN
SYAHADAT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Disusun
oleh:
1.Suhailid
2.fazlur
rahman kandai
Dosen:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
(FAKULTAS FKIP)
TAHUN AJARAN
2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah
segalah puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesehatan dan kesempatan,
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Keutamaan Syahadat dalam
Kehidupan Manusia “.
Dalam
penyusunan makalah ini ada beberapa buku yang dijadikan referensi oleh penulis,
serta penulis juga mendapat bantuan dari rekan satu tim. Penulis mengucapkan
terima kasih atas sumbangan pikiran dan telah meluangkan waktunya, sehingga
makalah ini bisa selesai.
Dengan
keterbatasan penulis pasti ada kekurangan dan kelemahan dari makalah ini, maka
dari itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Mataram,
April 2015
Penyusun
Suhailid
Fajrul
Rahman Kandai
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bagi umat Islam, kata Syahadat
bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia. Syahadat adalah seperti nafas
yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat utama
keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan
mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital
dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat
jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati.
Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang.
Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat
islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat
Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara
menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja.
Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui
Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat
memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka
haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang
telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
dihadapi sebagai berikut:
1.
Apa pengertian dan makna syahadat?
2.
Apa syarat-syarat syahadat?
3.
Apa saja keutamaan-keutamaan syahadat/kalimat tauhid?
4.
Apa saja pembatal syahadat?
5.
Bagaimana implementasi syahadat dalam kehidupan
sehari-hari?
C. UJUAN PENULISAN
1. Untuk
mengetahui pengertian dan makna syahadat.
2. Untuk
mengetahui syarat-syarat syahadat.
3. Untuk
mengetahui keutamaan-keutamaan syahadat/kalimat tauhid.
4. Untuk
mengetahui pembatal-pembatal syahadat.
5. Untuk mengetahui
implementasi syahadat dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II
ISI
A.
PENGERTIAN
DAN MAKNA SYAHADAT
Yaitu
ucapan Asyhadu Alla Ilaha Illalloh Wa Asyhadu Anna Muhammadarrasululloh (aku
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah utusan-Nya).
Maknanya
adalah beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya seolah-olah orang muslim mengatakan:
1. Aku
bersaksi kepada Alloh bahwa Dia adalah Tuhan Yang Esa dan tidak ada sekutu
bagi-Nya. Aku mendustakan semua jenis patung dan berhala, serta yang disembah
selain Alloh.
2. Aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah penutup para Nabi dan Rasul. Disini seorang
muslim beriman kepada seluruh Rasul dan mengakui bahwa Muhammad adalah penutup
para Nabi dan beliau merupakan Nabi terakhir. Selain itu, ia juga beriman bahwa
Islam adalah penutup seluruh agama.
Syahadat
menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu syahida yang artinya
telah bersaksi. Arti secara harfiah syahadat adalah memberikan persaksian,
memberikan ikrar setia dan memberikan pengakuan.
Syahadat terdiri 2 kalimat
persaksian yang disebut dengan Syahadatain, yaitu:
1.
Asyhadu An-laa Ilaaha Illallaah yang
artinya saya bersaksi tiada Tuhan Selain Allah
2.
Wa Asyhadu Anna Muhammada Rasuulullaah yang
artinya dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.[1]
Pernyataan
kalimat syahadat dengan lisan paling tidak diucapkan satu kali seumur hidup
sebagai pernyataan hati secara resmi, sebagai pernyataan awal sebagai pemeluk
agama Islam. Sebagai konsekuensinya setiap muslim dikenai kewajiban berikutnya,
yang masing-masing mempunyai ketentuan yang khusus bagi setiap macam ibadah.
Sementara itu dalam kenyataan seorang muslim yang baik tidak hanya mengucapkan
sekali saja ucapan syahadat, sebab setiap menunaikan shalat akan diulangi
berkali-kali bacaan syahadat itu.[2]
Rukun
Iman yang paling fundamental yang diajarkan oleh Alloh adalah keesaan Alloh
(Tauhid). Hal ini diekspresikan dalam kalimat syahadat pertama yang berbunyi
Laa Ilaha Illalloh, yang berarti “tidak ada Tuhan selain Alloh.” Ekspresi iman
ini membedakan orang muslim sejati dengan orang kafir (yang tidak beriman). Hal
ini penting sekali karena ekspresi itu membebaskan konsep tauhid (keesaaan
Alloh) dari semua ketidaksucian dan menjadikannya suci, sederhana, dan terlepas
dari setiap bahaya syirik.[3]
B.
SYARAT
SYAHADAT
Ketahuilah
wahai saudaraku, semoga Alloh merahmati kita semua bahwa tidak semua orang yang
mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illa Alloh”, serta merta menjadi orang yang
sudah bertauhid (merealisasikannya). Akan tetapi, menurut para ulama’, agar
menjadi seorang yang bertauhid (muwahhid) harus memenuhi tujuh syarat, yaiut:
ü Ilmu,
yaitu mengetahui makna dan maksud dari kalimat syahadat/tauhid baik dalam hal
itsbat (menetapkan) maupun nafy (menafikkan). Maka tiada yang berhak disembah
selain Alloh.
ü Yakin,
yaitu meyakini dengan seyakin-yakinnya akan komitmen dari kalimat syahadat.
ü Menerima dengan hati dan lisan
segala konsekwensinya.
ü Tunduk dan patuh kepada segala yang
dikehendakinya.
ü Benar dalam mengatakannya.
Artinya, apa yang dikatakan dengan lidah harus sesuai dengan keyakinan dalam
hati.
ü Ikhlas
dalam melakukannya tanpa dicampuri riya.
C.
KEUTAMAAN
SYAHADAT ATAU KALIMAT TAUHID
Syahadat
atau kalimat tauhid sangat utama dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain
sebagaimana yang didakwahkan oleh para Nabi dan Rasul. Diantara
keutamaan-keutamaannya adalah:
1.
Alloh
akan menghapus dosa-dosanya.
Dalam sebuah hadits
Qudsi, yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: “Aku mendengar
Rasulullah bersabda, “Alloh Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman yang
artinya: “....Wahai anak adam, seandainya
engkau datang kepada Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati
tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan berikan
kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.”[5]
2.
Allah
Ta’ala akan menghilangkan kesulitan dan kesediahannya di dunia dan akhirat.
Dalilnya dalam firman
Alloh yang artinya: “Barang siapa yang
bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka....” (QS. At-Thalaq:2-3)
Seseorang tidak
dikatakan bertakwa kepada Alloh kalau dia tidak mentauhidkan-Nya. Orang yang
bertauhid dan bertakwa akan diberikan jalan keluar dari berbagai masalah
hidupnya.[6]
3.
Alloh
akan menjadikan dan menghiasi dalam hatinya rasa cinta kepada iman serta
menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan.
Alloh berfirman di
dalam Al-Qur’an yang artinya: “....Tetapi
Alloh akan menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman itu)
indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. Al-Hujuraat: 7)
4.
Syahadat/kalimat
tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di Neraka.
Dari sahabat Abu Sa’id
al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Bahwa Rasululloh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda yang artinya: “Setelah penghuni surga masuk ke Surga, dan
penghuni Neraka masuk ke Neraka, maka setelah itu Alloh pun berfirman,
“Keluarkan (dari Neraka) orang-orang yang di dalam hatinya terdapat seberat
biji sawi iman!” Maka mereka pun dikeluarkan dari Neraka, hanya saja tubuh
mereka sudah hitam legam (bagaikan arang). Lalu mereka dimasukkan ke dalam
sungai kehidupan, maka tubuh mereka tumbuh (berubah) sebgaimana tumbuhnya benih
yang berada di pinggiran sungai. Tidaklah engkau perhatikan bahwa benih itu
tumbuh berwarna kuning dan berlipat-lipat?”[7]
5.
Syahadat/tauhid
merupakan penentu diterima atau ditolaknya amal manusia.
Sempurna dan tidaknya
amal seseorang tergantung pada tauhidnya. Orang yang beramal tetapi tauhidnya
tidak sempurna, misalnya karena dicampuri riya’, tidak ikhlas, berbuat syirik,
niscaya amalnya akan menjadi bumerang baginya, bukan mendatangkan kebahagiaan.
Seluruh amal harus dilakukan ikhlas karena Alloh, baik itu berupa shalat,
zakat, shadaqah, puasa, haji, dan lainnya. Dalilnya firman Alloh yang artinya:
“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
6.
Tauhid
merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan Ridha Alloh, dan orang yang
paling bahagia dengan syafaat Nabi adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha
illallaah dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya.
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda yang artinya: “Orang yang paling bahagia dengan mendapat syafa’atku
pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah’ secara
ikhlas dari hatinya atau jiwanya.
7.
Alloh
Ta’ala menjamin akan memasukkannya ke surga.
Dari Utsman bin Affan
Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasululloh
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda” yang artinya: “Barang siapa meninggal
dunia sedang ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan
benar kecuali Alloh, maka ia masuk surga.[8]
8.
Alloh
akan memberikan kemenangan, pertolongan, kejayaan, dan kemuliaan.
Alloh berfirman yang
artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Alloh,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)
Dari Jabir Radhiyallohu
‘anhu, ia berkata, “Bahwa Rasululloh
Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Barang siapa meninggal
dunia dalam keadaan tidak mempersekutukan Alloh dengan sesuatu apapun, ia masuk
Surga.”[9]
9.
Alloh
akan memberikan kehidupan yang baik di dunia dan akhhirat.
Alloh berfirman yang
artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang lebih baik dan akan kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
D.
PEMBATAL
SYAHADAT
Terkadang
kita sebagai orang islam tidak menyadari tingkah laku atau perbuatan yang dapat
mengeluarkan kita dari agama islam atau dengan kata lain merusak syahadat yang
telah diucapkan dengan lisan dan diyakini dalam hati. Berikut adalah hal-hal
yang dapat membatalkan syahadat:
·
Berbuat syirik kepada Alloh yaitu
menyekutukan Alloh, misalnya menyembelih untuk selain Alloh. Dalilnya dalam
firman Alloh yang artinya: “Sesungguhnya
Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Alloh, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar”.
(QS. An-Nissa’:48)
·
Orang yang membuat perantara antara
dirinya dengan Alloh kemudian dia meminta kepada perantara-perantara itu dan
menjadikan mereka sebagai wasilah. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya: “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada
kami disisi Alloh.” (QS. Yunus: 18)
·
Orang yang tidak mengkafirkan
orang-orang musyrik atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan mazhab
mereka, maka dia telah kafir menurut ijma’(kesepakatan).
·
Orang yang meyakini bahwa selain
petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih utama dari petunjuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti hukum yang mengutamakan hukum Thogut
(hukum selain hukum Alloh).
·
Orang yang mengolok-olok agama (ajaran)
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalil dalam Al-qur’an yang artinya: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka
(tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:
“sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. “Katakanlah:
“Apakah dengan Alloh, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika kami
memaafkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya kami akan
mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu
berbuat dosa.” (QS. At-Taubah:66)
·
Melakukan sihir
Diantara perbuatan
sihir ialah ash-sharfu dan al-‘athfu. Ash-sharfu ialah perbuatan sihir yang
tujuannya ialah mengubah keadaan seseorang dari apa yang dicintainya, seperti
memalingkan kecintaan seorang suami terhadap istrinya menjadi kebencian
terhadapnya.
Al-athfu ialah amalan
sihir yang memacu dan mendorong seseorang dari apa yang tidak dicintainya
sehingga dia mencintainya dengan cara-cara setan. Maka barang siapa yang
melakukannya atau dia ridha dengan perbuatan itu maka dia telah kafir.
·
Memberikan pertolongan kepada orang
kafir dan membantu mereka dalam rangka memerangi kaum Muslimin. Alloh Ta’ala
berfirman yang artinya: “Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain.
Barang siapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya
orang itu termasuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS.Al-Maidah:51)
·
Orang yang meyakini bahwa sebagian
manusia ada yang boleh (bebas) untuk keluar dari syari’at Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
·
Berpaling dari agama Alloh, dia tidak
mempelajarinya dan tidak mengamalkannya. Alloh Ta’ala berfirman: “Dan siapakah yang lebih zalim daripada
orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Robb-nya, kemudian ia berpaling
daripadanya. Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang
yang berdosa.” (QS.As-Sajadah:22) [10]
E.
IMPLEMENTASI
SYAHADAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Laailaha
illalloh muhammadurrasululloh tiada tuhan selain alloh, muhammad utusan Alloh.
Ikrar sederhana ini, sebagai keimanan seorang muslim, adalah awal segalanya.
Pengungkapan keimanan dan keesaan alloh dan kerasulan muhammad merupakan soko
guru semua konsep, sikap, nilai moral dan petunjuk islam bagi manusia dalam
berperilaku dan berhubungan dengan sesamanya.
Bagaimanakah
semua ini bisa terjadi pada ikrar yang sederhana dan begitu gamblang ini?
Begini
: bagian pertama pernyataan ini lailaaha illalloh bukan saja mengakui kemaha
esaan alloh tetapi juga bahwa hanya ada satu penguasa atas alam semesta ini.
Karena, begitu kita menyatakan tiada tuhan selain alloh, berarti kita telah
menyatakan bahwa tiada pencipta, pemelihara alam semesta beserta isinya dan
tiada pula penguasa, pemberi hukum dan penguasa tertinggi atas manusia selain
alloh. Alloh, tuhan semua ciptaan, menciptakan segala yang dikehendakinya,
memberikan sifat, fungsi dan peranan sesuai dengan kehendaknya. Dia tidak
bergantung kepada siapapun, dan segala suatu berada dibawah pengawasan
mutlaknya. Tujuannya menciptakan manusia adalah agar dia dikenal, diabdi,
dipatuhi dan mengelola hal ikhwal dunia ini dengan keadilan dan kebenaran,
selaras dengan hukum-hukum bijaknya.
Biskah
kita memahami semua ini? Bisakah manusia, makhluk serba terbatas ini, mengenal
alloh sesuatu yang tak terbatas dan kehendaknya atas manusia, mengetahui
jawaban-jawaban berbagai pertanyaan mendasar tentang sifat-sifatnya, hubungan
manusia dengannya, dan mengapa manusia ditempatkannya di bumi ini? Kita kini
hidup di jaman yang di dalamnya kita makin kehilangan keyakinan akan arti dan
tujuan kemajuan ini. Sungguh seluruh peradaban modern tampak membiaskan
kehiupan nan hampa arah dan makna. lalu, bisakah kita memahaminya?.
Memang,
inilah masalah yang paling vital dan mendasar bagi setiap manusia. Tanpa
jawaban-jawaban yang memuaskan, hidup ini akan sia-sia, tak punya tujuan dan
makna. Bila demikian, maka orang hidup hanya karena kebetulan ia hidup. Karena
itu, tugas utama setiap manusia yaitu mencari jawaban bagi masalah-masalah ini
hingga berhasil, untuk meyakini kebenaran akan hal itu dan hidup dengannya
setaat mungkin. Ini yang menjadi masala: dimanakah jawaban-jawaban itu bisa
didapat?
Jika
(sebagaimana banyak yang dipercaya) agama semata-mata alat ciptaan manusia
untuk menjelaskan alam semesta, atau untuk menata urusan-urusan manusia, maka
manusia tentu dapat menjawab secara memuaskan masalah-masalah ini dengan nalar
dan pengamatannya sendiri, demi kepatuhan hidupnya. Penyembahan kepada kekuatan
alam, ruh, setan, kayu, batu, tuhan-tuhan buatan manusia, dan mitos-mitos yang dihubungkan
dengan dunia manusia oleh sifat semi-manusiawinya mencerminkan berbagai
upayanya untuk berbuat demikian disepanjang sejarah. Tapi untuk sampai kepada
kebenaran yang objektif, yaitu pengetahuan hakiki tentang arti dan tujuan
kemajuan, sifat-sifat pencipta segalanya, peranan manusia dan tujuan akhirnya,
melalui upaya-upaya tanpa bantuan, jelas tak mungkin. Hal ini karena sepenuhnya
berada di luar jangkauan pengamatan dan kemampuan deduktif manusia. Sekalipun
orang-orang tertentu dengan upayanya sendiri, berhasil meraih bagian tertentu
dari kebenaran ini, namun mereka tetap saja tidak memiliki sarana yang pasti
dan positif untuk membuktikan hal-hal itu.
Sebab,
sarana tunggal bagi manusia untuk benar-benar bisa memahami masalah-masalah
semacam itu yakni jika sumber segala sesuatu, yang berkehendak, bertindak dan
memelihara, yang kita sebut alloh itu sendiri memberikan pengetahuan ini kepada
kita melalui sarana yang dikehendakinya. Inilah sebenarnya makna bagian kedua
syahadat keimanan muslim, ... Muhammadarrasululloh-muhammad utusan alloh.
Islam
menegaskan sejak manusia menyadari yang hakiki, sang pencipta tidak saja
menanamkan kepadanya kesadaran akan kemaujudan-Nya dan pengetahuan fitriyah
tentang ketiadaan yang melebihi dia, sang pencipta manusia dan dunia
sekelilingnya, tapi juga memberikan jawaba-jawaban bagi masalah-masalah vital
yang telah ada dibenaknya sejak ia berfikir, bertanya dan memecahkan masalah di
planet ini, memberikan petunjuknya kepadanya melalui pribadi-pribadi pilihannya
sebagai pembawa risalahnya bagi aneka bangsa: dengan kata lain sebagai
penghubung antara dirinya dan manusia. Dengan lewatnya waktu dan
perubahan-perubahan, akibat ulah manusia, banyak wahyu yang mereka bawa hilang.
Namun masih cukup banyak kitab atau ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi
terdahulu-wahyu yang dipercayakan oleh alloh kepada nabi ibrahim, musa, isa dan
nabi-nabi lainnya (semoga alloh melimpahkan rahmatnya kepada mereka semua)-
yang dapat menjelaskan bahwa risalah ini pada dasarnya satu dan sama sepanjang
sejarah. Artinya hanya ada satu kemaujudan yang adalah tuhan dan penguasa
semesta. Kemaujudan inilah yang telah membuat hukum-hukum, guna menata perilaku
manusia. Dan manusialah yang mempertanggungjawabkan hidupnya kepada kemaujudan
ini.
Jadi
islam tak mengklaim sebagai suatu agama baru, melainkan agama sejati/fitrah,
yang akar-akarnya terhunjam dalam pada kesadaran manusia sejak ia menginjak
kakinya dibumi, karena sang pencipta itu sendiri telah menempatkannnya disana.
Agama itu diwahyukan kepada dan disampaikan oleh para nabi: agama kepasrahan dan
pertanggungjawaban kepad alloh yang maha esa. Islam mengajarkan bahwa risalah
ini dari tuhan, dengan menunjukkan persamaan dan kesinambungan ajaran-ajaran
yang dibawa oleh rasul-rasul alloh sepanjan sejarah. Tapi kini jelas, dengan
berjalannya waktu bahwa ajaran-ajaran itu diubah dan sedemikian
diputarbalikkan. Wahyu sejati alloh mesti diimani tapi bukan bentuk dan
kandungannya yang sekarang, karena kondisinya kini, tak memungkinkan bisa
ditentukan bagian mana yang telah diubah dengan sengaja atau tidak oleh
tangan-tangan manusia.
Nabi
adalah manusia biasa, punya kebutuhan dan perasaan. Islam menolak keras bahwa
rasul-rasul alloh itu adimanusia. Mereka adalah manusia-manusia berkualitas
istimewa, dipilih oleh alloh diantara manusia untuk menyampaikan petunjukkny.
Ciri para nabi yakni kepasrahan total dan kedekatan mereka kepada alloh,
kelurusan perilaku dan komitmen tanpa pamrih mereka terhadap misi yang mereka
emban.
Petunjuk
yang diwahukan ini sesuai dengan mentalitas dan kebutuhan orang-orang yang
menjadi sasaran petunjuk ini. Itulah sebabnya banyak nabi terdahulu diutus
disertai mukjizatnya dan tanda-tanda,k sebab orang-orang pada zaman mereka-yang
kurang atau tak percaya kepada tuhan-mau mengakuinya jika kemaujudan dan
kekuasaannya diperlihatkan langsung kepada mereka. Akhirnya, ketika akal
manusia telah berpotensi penuh, alloh mengangkat rasul terakhirnya muhammad,
seorang arab keturunan ibrahim, untuk membawa petunjuk akhir dan paling lengkap
darinya bagi segala zaman. Karena kaum muslim mengikuti pentunjuk yang dibawa
oleh muhammad saw, yaitu petunjuk yang berisi hukum-hukum pasti dan lengkap
dari alloh dan perintah-perintahnya bagi umat manusia, maka persaksian,
muhammadarrasululloh muhammad adalah utusan alloh, sangat penting sebagai
bagian kedua dari ikrar keimanan seorang muslim.[11]
[1]
Dr.Hamid
Ahmad At-Thahir, Fikih Sunnah untuk Anak, Bandung;Irsyad Baitussalam (hal.14)
[2] Prof. Dr. Abu
Su’ud. 2003, Islamologi Sejarah Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat
Manusia, Jakarta;Rineka Cipta (hal.169)
[3]
Begum ‘A’isyah
Bawany. 1994, Mengenal Islam Selayang Pandang, Jakarta; Pt Bumi Aksara (hal.17)
[4] Sekumpulan Ulama,
Benteng Tauhid Riyadh;Daar Al Qasim
[5] HR. Tirmidzi:3540,
Ia berkata, “hadits hasan gharib”
[6] Al-qaulus Sadiid
Fii Maqaashid Tauhid oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di
[7] HR. Bukhori: 22
[8] HR. Muslim: 26
[9] HR. Muslim,
no.93
[10]
Abdulah bin
Ahmad Al-Ghamidi, Aqidah Ahlus-Sunnah wal Jama’ah, Al Aqso
[11]
Suzane Haneef.
1979, Mengapa Memilih Islam, Chicago;Kazi Publication
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Syahadat
adalah berasal dari kata bahasa arab yaitu syahida yang berarti telah bersaksi.
Kemudian secara harfiah maknanya yaitu memberikan kesaksian dan memberikan pengakuan.
2. Ada
7 syarat agar diterima syahadat yaitu: ilmu, yakin, menerima dengan hati dan
lisan segala konsekwensinya, tunduk dan patuh kepada segala yang
dikehendakinya, ikhlas dan mencintai kalimat syahadat dengan segala
konsekwensinya.
3. Berikut
beberapa keutamaan syahadat:
·
Alloh akan menghapus dosa-dosa orang
yang bersyahadat.
·
Alloh akan menghilangkan kesedihan dan
kesulitannya di dunia dan di akhirat.
·
Alloh akan menjadikan dan menghiasi
dalam dirinya rasa cinta kepada iman dan benci kepada kekafiran.
·
Mencegah seorang muslim kekal di neraka,
dll.
4. Suatu
perbuatan yang membatalkan syahadat:
ü Berbuat
syirik kepada Alloh.
ü Orang
yang bertawassul untuk mendekatkan diri kepada Alloh kemudian menjadikannya
sebagai wasilah.
ü Orang
yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik kemudian membenarkan mazhab mereka.
ü Orang
yang mengolok-olok agama islam atau ajaran yang dibawa oleh Nabi.
5. Setelah
mengikrarkan dua kalimat syahadat kemudian mengetahui makna yang terkandung di
dalam keduanya dan segala konsekwensinya, sehingga kita dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan kita beriman dan bertakwa kepada
Alloh, menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangannya, menyembah
hanya kepada Alloh tanpa menyekutukannya sedikitpun dengan sesuatau apapun merupkan
bentuk dan implementasi terhadap kalimat tauhid. Selalu mengikuti sunnah Nabi,
ittiba’, tidak taklid atau ikut-ikutan dalam mengerjakan suatau amalan ibadah,
terlebih lagi menjauhi segala perbuatan bid’ah apa pun bentuknya sebagai bentuk
utama dari penerapan sekaligus konsekwensi terhadap kalimat syahadat.
DAFTAR PUSTAKA
At-thahir,
Hamid Ahmad Dr., Sunnah Untuk Anak.
Bandung; Irsyad Baitussalam.
Abu
Su’ud, Prof.Dr., 2003. Islamologi Sejarah
Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia. Jakarta; Rineka Cipta.
Al-Ghamidi,
Ahmad bin Abdulah, Aqidah Ahlus-Sunnah
Wal Jama’ah. Al Aqso.
Al-qaulus
Sadiid Fii Maqaashid Tauhid oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di
Bawany,
‘Aisyah, Begum, 1994. Mengenal Islam
Selayang Pandang. Jakarta; PT. Bumi Aksara.
Haneef, Suzane, 1979. Mengapa Memilih Islam, Chicago;
Kazi Publication
HR.
Tirmidzi: 3540
HR.
Bukhori: 22
HR.
Muslim: 26
HR.
Muslim: 93
Sekumpulan
Ulama, Benteng Tauhid. Riyadh; Daar
Al Qasim.
Semoga informasi contah makalah yang saya bagikan bisa bermanfaat bagi temen-temen mahasiswa khususnya dan bagi kita semua pada umumnya. Wassalam..........
LIKE & SHARE
loading...
0 Response to "Contoh Makalah Syahadat Al Islam"
Posting Komentar