Selamat pagi menjelang siang para sahabat guru dan teman-teman semua..... Pada kesempatan kali ini berita-sekilasinfo.blogspot.com akan berbagi berita terkait pelaksanaan ujian nasional, seperti apakah informasinya langsung aja disimak yuk dengan seksama...................
Selain banyaknya kunci jawaban UN yang menyebar ke siswa, UN 2015 memang membuat panik berbagai elemen masyarakat. Sebab, Kemenbud Dikdasmen juga mengumumkan adanya kebocoran naskah soal yang diunggah melalui Google Drive.
Hal itu membuat panik Dinas Pendidikan
(Dispendik) Jatim. Bahkan, mereka siap melayangkan protes jika ada
ketidakseimbangan pada hasil pemetaan pendidikan nasional.
Kadispendik Jawa Timur, Saiful Rachman
menegaskan bahwa hasil UN PBT tidak dapat dijadikan dasar pemetaan
pendidikan jika kebocoran terjadi untuk seluruh paket yang berlaku di
semua provinsi.
“Kalau bocor semua, itu tidak bisa jadi pemetaan pendidikan,” kata Saiful seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Jumat (17/4).
Menurut Saiful, jika Pusat bijaksana,
hasil UN PBT tidak perlu dijadikan pemetaan pendidikan. Meskipun soal
tidak bocor ke seluruh provinsi, itu tetap bisa memengaruhi rata-rata
tingkat kualitas pendidikan antarprovinsi.
Saiful menuturkan bahwa sejauh ini
panitia provinsi maupun kabupaten/kota telah melaksanakan seluruh
tahapan UN PBT maupun CBT yang sesuai dengan standar prosedur operasi
(SPO).
Dia pun menjamin bahwa tidak ada
kebocoran selama proses itu berlangsung. “Kalau ada kebocoran, itu bukan
dari kita. Pasti dari luar,” tuturnya.
Mantan kepala SMKN 4 Malang tersebut
menyatakan bahwa UN tidak mungkin dilaksanakan ulang. Dari sisi
pembiayaan, UN khusus SMA/MA/SMK saja sudah menghabiskan lebih
dari Rp 18 miliar. Kalau UN sampai diulang, anggaran sebelumnya sia-sia dan bisa masuk kategori kerugian negara.
dari Rp 18 miliar. Kalau UN sampai diulang, anggaran sebelumnya sia-sia dan bisa masuk kategori kerugian negara.
“Selain itu, suasana ujian juga sudah berubah. Siswa juga yang menjadi korban,” katanya.
Saiful menjelaskan bahwa hal tersebut bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah pusat pada tahun mendatang.
Menurut dia, jika UN hanya digunakan
untuk pemetaan pendidikan, itu dapat dilakukan dengan sampel. UN tidak
harus serentak diikuti seluruh siswa dan menghabiskan banyak anggaran. (han/opi/awa/jpnn)
Sumber : www.jpnn.com
Sekian informasi dari saya, terima kasih atas semoga bermanfaat......... Sampai jumpa di pertemuan berikutnya. Wassalam.................................
LIKE & SHARE
loading...
http://anugrahrizky97.blogspot.com/2015/04/un-2015-tak-semudah-yang-kita-harapkan.html?m=1
BalasHapus